Categories
Kesehatan

Dokter Spesialis Mata Sebut Glaukoma Sebagai Silent Killer

petbody.us, SURABAYA — Dokter spesialis mata Universitas Airlangga (Unair), Yulia Primitasari mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penyakit glaukoma. Glaukoma adalah suatu kondisi yang merusak saraf optik dan menyebabkan penyempitan bidang penglihatan.

Salah satu penyebab glaukoma adalah tekanan berlebihan pada mata.

Yulia mengatakan glaukoma adalah silent killer. Pasalnya, penderita glaukoma tidak merasakan dampak negatifnya secara langsung, namun efeknya akan muncul secara bertahap hingga penderita merasakan kerusakan pada mata.

“Pada dasarnya bidang penglihatan keluar dari mata pada bagian tepinya. Hal ini terkadang terabaikan saat memeriksa mata. Glaukoma tidak muncul secara tiba-tiba. Bisa saja Anda pernah mengalaminya, namun tidak terasa begitu. Kehilangan, kata Yulia, Kamis (14/3/2024).

Yulia menjelaskan, salah satu upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan secara rutin. Pemeriksaan berkala dapat dilakukan terutama bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun, untuk deteksi dini dan pencegahan masalah.

Selain itu, menurutnya, orang yang memiliki riwayat penyakit bawaan dalam keluarga juga perlu menjalani pemeriksaan secara rutin. Adanya riwayat keganasan alat kelamin, kata dia, dapat meningkatkan faktor risiko dibandingkan orang yang tidak memiliki riwayat penyakit ganas alat kelamin.

“Pemeriksaan ini penting untuk menghindari penyakit glaukoma, karena jika pemeriksaan berkala tidak dilakukan sejak dini akan menyebabkan kerusakan mata yang serius hingga mengakibatkan kebutaan permanen,” ujarnya.

Yulia melanjutkan, meski tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, namun penyakit glaukoma bisa diobati agar tidak bertambah parah. Salah satunya dengan memberikan obat untuk menurunkan tekanan mata. Semoga obatnya bisa bekerja untuk mengembalikan tekanan mata menjadi normal.

“Jika obatnya kurang efektif, biasanya kita melakukan pengobatan tambahan dengan laser atau pembedahan. Namun sebelum melakukan pengobatan tambahan kita harus melihat faktor risiko dan masalah yang dihadapi penderita glaukoma,” ujarnya.