Categories
Lifestyle

Kenalkan Batik Pakai Bahasa Inggris, Anak Annisa Pohan Jadi Sorotan Netizen

JAKARTA – Putri Annisa Pohan dan Agus Harimukti Yudhoyono, Almira Yudhoyono tiba-tiba menjadi sorotan netizen.

Cucu mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ini mengejutkan netizen saat menampilkan seni batik di proyek sekolahnya.

Annisa membagikan momen tersebut di akun Instagramnya @annisayudhoyono. Dalam video tersebut terlihat bagaimana Almira menjelaskan hasil tugas sekolahnya tentang kain batik.

“Presentasi proyek pribadi Almira. Pelestarian budaya melalui Mega Mendung mengajarkan batik yang penuh ilmu sehingga dapat dimanfaatkan oleh Generasi Z. (Memodernisasi batik tanpa melepaskan akar tradisionalnya), tulis Annisa, Senin (26/2/2024).

Almira, 15 tahun, tampil percaya diri saat mempresentasikan karyanya. Dia juga menjelaskan proyek tersebut dalam bahasa Inggris yang baik.

“Saya ingin membuat baju berbahan batik, namun dengan desain yang lebih modern,” kata Almira.

Almira juga menampilkan beragam desain batik yang dirancang agar lebih modern dan digandrungi generasi muda. Ada pula saat Almira menjawab pertanyaan banyak orang yang tertarik dengan presentasinya.

Momen Almira Yudhoyono mempersembahkan Batik sebagai proyek sekolahnya pun membuat netizen bangga dan takjub. Selain itu, pemuda kelahiran 17 Agustus 2008 ini juga tampak tak banyak bicara di media sosial.

Tak hanya itu, netizen juga dibuat takjub karena Almira bisa berbahasa Inggris dengan baik di usia segitu.

Categories
Lifestyle

5 Penyebab Anak Jadi Pelaku Bullying, Berkaca pada Kasus Putra Vincent Rompies

JAKARTA – Nama Vincent Rompes mendadak jadi perbincangan setelah putra sulungnya Farrell Legolas Rompes dituding terlibat kasus perundungan. Legolas diduga menjadi anggota geng bernama Tai Gang.

Geng tersebut beranggotakan siswa SMA internasional dari Binus School Serpong. Ia mengancam siswa lain yang ingin menjadi bagian geng tersebut. Ternyata geng tersebut sudah berusia 9 generasi dan tradisi bullying ini sudah diturunkan dari generasi ke generasi.

Selain intimidasi verbal, geng yang beranggotakan siswa sekolah menengah atas tahun ketiga ini juga melakukan kekerasan dan pelecehan terhadap anggota barunya. Ada pula korban yang dilarikan ke rumah sakit akibat kekerasan geng.

Tindakan Geng Tai ini pun sontak membuat netizen geram. Banyak artis yang menyoroti kasus perundungan terhadap anak ini. Lalu apa yang menyebabkan anak menjadi pelaku intimidasi? Berikut beberapa faktor penyebabnya, seperti dilansir Monique Burr Foundation for Children, Selasa (20/2/2024).

1. Perasaan ingin menguasai dan mempunyai kekuasaan. Anak yang menjadi korban bullying merasa dirinyalah pemimpin yang menguasai lingkungan disekitarnya. Anak ini merasa perlu mendominasi teman-temannya dan ingin anak lain menghormatinya.

Pelaku bullying mungkin berasal dari lingkungan rumah dimana orang tua sering melakukan kekerasan atau mendominasi orang lain. Mereka sendiri mungkin menjadi korban dari perilaku kasar atau hukuman orang tua mereka.

2. Kurangnya Empati terhadap Orang Lain Anak pelaku bullying kurang memiliki empati terhadap orang lain. Kasih sayang harus menjadi sesuatu yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya sejak kecil hingga dewasa. Jika orang tua dan orang dewasa lainnya tidak dapat mengajarkan keterampilan ini, hal ini dapat menyebabkan perilaku intimidasi.

3. Rasa berhak, dari rasa menginginkan kendali dan dominasi, menghasilkan rasa berhak atas segalanya. Para penindas berasal dari keluarga yang memberikan segala yang mereka inginkan. Hal ini berdampak signifikan pada perilaku buruk, yang mulai percaya bahwa dirinya lebih berharga dari orang lain.

Para penindas merasa mereka bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan, termasuk ditindas, dan lolos begitu saja.

4. Ingin Populer Salah satu faktor penyebab terjadinya bullying adalah ingin populer dan dilihat banyak orang. Semua orang ingin mengenal mereka, menyukai mereka, dan menjadi teman mereka. Penindas bisa berasal dari keluarga yang bangga memiliki anak yang populer. Oleh karena itu, mereka merasa perlu memuaskan orang tuanya.

5. Dikendalikan oleh Kecemburuan Pelaku intimidasi sering kali menargetkan dan memilih korban karena rasa cemburu mereka. Pelaku intimidasi mengintimidasi korban karena menganggap korban lebih baik dari dirinya. Lebih jauh lagi, pelaku bullying merasa terancam dan akhirnya melakukan intimidasi terhadap korbannya karena mempunyai sesuatu yang diinginkannya.

Perilaku bullying ini biasanya menjadi kedok agar mereka merasa lebih baik.