Categories
Sains

Intip Kecanggihan SpaceHopper, Robot Penjelajah Asteroid

JAKARTA – SpaceHopper merupakan robot penjelajah luar angkasa berkaki tiga yang mampu bergerak bebas di lingkungan gravitasi seperti asteroid dan bulan. Kehadiran SpaceHopper dapat mempermudah mengatasi tantangan eksplorasi lingkungan gravitasi.

Pada Rabu (17/4/2024), Space.com memberitakan bahwa proyek SpaceHopper pertama kali diluncurkan 2,5 tahun lalu sebagai proyek penelitian mahasiswa di ETH Zurich di Swiss. Baru-baru ini, para peneliti telah bereksperimen dengan robot yang melompat di pusat gravitasi selama penerbangan Parabolic Space Eropa.

Robot ini memiliki tubuh berbentuk segitiga dengan kaki-kaki yang mengesankan di setiap sudutnya. Masing-masing dari ketiga kaki ini memiliki sendi lutut dan pinggul, yang memungkinkan robot untuk mendorong permukaan, menggerakkan kakinya melalui celah, dan mengontrol pendaratan di area tertentu.

SpaceHopper dirancang khusus untuk menjelajahi benda langit yang relatif kecil, seperti asteroid dan Bulan, dengan sedikit atau tanpa gravitasi.

“Asteroid diyakini memiliki sumber daya mineral berharga yang dapat berguna bagi manusia di masa depan,” kata peneliti. “Studi terhadap benda-benda ini juga dapat membantu kita memahami pembentukan alam semesta kita.”

Benda langit yang hampir tidak memiliki gravitasi berarti hampir tidak ada gaya tarik menarik antara roda pesawat ruang angkasa dan permukaan tempat ia bergerak. Inilah sebabnya SpaceHopper melakukan lompatan pendek untuk bergerak ke atas dan ke samping.

Penerbangan parabola baru-baru ini memungkinkan para peneliti untuk mensimulasikan kondisi gravitasi rendah di mana SpaceHopper suatu hari nanti dapat beroperasi. Video yang diambil selama penerbangan menunjukkan SpaceHopper menggerakkan ketiga kakinya secara terkoordinasi agar tetap terbang selama periode tanpa bobot, yang terjadi sekitar 30 kali per penerbangan, masing-masing berlangsung sekitar 20-25 detik.

“Eksperimen ini ternyata sangat sukses. Dapat ditunjukkan bahwa robot dapat menggunakan kakinya untuk mengubah posisinya dan melompat ke arah tertentu. Secara keseluruhan, ini sangat sukses,” kata peneliti dalam video tersebut.

MG/Maulana Kusumadeva Iskandar

Categories
Sains

Daftar Harta Karun yang Terbukti Mengandung Logam Mulia dari Luar Bumi

LONDON – Para ilmuwan telah mendokumentasikan penemuan beberapa harta karun kuno, termasuk benda-benda yang terbuat dari logam asing.

Menurut Unilad, Kamis (8/2/2024), Harta Karun Vilena ditemukan di Spanyol pada tahun 1960-an, dan harta perunggu tersebut berisi 59 benda emas, antara lain gelang, mangkok, dan kalung.

Analisis menunjukkan bahwa beberapa bahan mengandung iridium, platinum, dan logam lain yang tidak terdapat secara alami di Bumi.

Pedang Tutankhamun yang ditemukan di makam Firaun Tutankhamun di Mesir pada tahun 1922 terbuat dari besi meteorit. Analisis menunjukkan bahwa besi tersebut berasal dari atmosfer yang jatuh di Afrika Timur sekitar 3.000 tahun yang lalu.

Benda dari Situs Arkeologi di Mesopotamia Para arkeolog telah menemukan beberapa benda yang terbuat dari logam asing seperti nikel dan kobalt dari situs arkeologi di Mesopotamia. Hal ini menunjukkan bahwa orang Mesopotamia kuno mungkin pernah berdagang dengan peradaban lain yang memiliki akses terhadap besi.

Temuan ini menunjukkan bahwa logam asing telah digunakan manusia sejak zaman kuno. Diduga, logam tersebut ditemukan pada meteorit yang jatuh ke Bumi.

Temuan ini menunjukkan bahwa pada zaman dahulu, manusia mengembangkan keterampilan metalurgi dan bekerja keras untuk membuat logam asing.

Penggunaan logam asing juga menandakan perdagangan antar budaya yang berbeda pada zaman dahulu.

Penggunaan logam asing menunjukkan bahwa manusia purba mungkin memiliki teknologi yang lebih maju daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Penemuan ini sedang dipelajari oleh para ilmuwan untuk memahami lebih jauh tentang sejarah manusia dan teknologi kuno.

Categories
Sains

ESA Pastikan Asteroid Sebesar Bus Akan Jatuh ke Bumi Minggu Ini

MILAN – Satelit Badan Antariksa Eropa (ESA) seukuran bus sekolah akan jatuh ke Bumi minggu ini.

Seperti dilansir AFP, Senin (19/2/2024), satelit tua tersebut diperkirakan akan turun setelah lebih dari satu dekade menjalankan misi penjelajahan sistem Bumi dan bencana alam.

ESA meluncurkan satelit bernama ERS-2 pada tanggal 21 April 1995, setelah mempelajari daratan dan lautan bumi selama 16 tahun. ESA mengakhiri operasi ERS-2 pada tahun 2011 dan membatalkan orbit satelit tersebut untuk perlindungan.

Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA), ESA dan komunitas luar angkasa internasional lainnya Ini telah menetapkan pedoman untuk mengurangi jumlah satelit atau roket yang mati di orbit rendah Bumi. Hal ini mengharuskannya dihancurkan setelah misi atau dikembalikan ke Bumi dengan cara yang terkendali.

Selama 13 tahun, ERS-2 jatuh secara alami dari orbitnya di ketinggian 560 kilometer dari Bumi. Hingga gravitasi planet menariknya kembali dan terbakar saat memasuki atmosfer.

ESA tidak dapat memprediksi secara pasti kapan dan di mana ERS-2 akan gagal. Namun hal itu diperkirakan akan terjadi pada bulan ini. Badan tersebut akan memperbarui informasi secara berkala.