Categories
Edukasi

Bikin Bangga, Profesor ITS Ini Ciptakan Bahan Antiradar untuk Perkuat Pertahanan Indonesia

SURABAYA – Untuk mengurangi ancaman dari pihak luar, Indonesia yang kaya sumber daya membutuhkan teknologi pertahanan yang mandiri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 203 Profesor Dr. Mashuri SSi MSi menciptakan material anti radar untuk mendukung teknologi pertahanan dan keamanan nasional.

MAshuru yang merupakan Guru Besar Departemen Fisika ITS mengatakan penelitian ini bermula dari sebuah pesawat asing yang tidak terdeteksi sistem radar saat melintasi Laut Jawa pada tahun 2010.

Menurutnya, kejadian ini bisa menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia jika terus berlanjut.

Mengingat informasi mengenai teknologi antiradar saat itu masih terbatas, kami memutuskan untuk menginisiasi dan berpartisipasi dalam penelitian bahan penyerap gelombang radar, kata Masuri dalam keterangan resmi yang dirilis, Selasa (26 Mei 2024).

Ia bersama tim di Laboratorium Material Maju ITS kemudian mengembangkan teknologi anti radar dari material yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada dasarnya peredam gelombang radar terbuat dari bahan magnet dan dielektrik seperti karbon.

“Secara fisik, permukaan antiradar ini dibuat dengan banyak sudut yang tajam sehingga gelombang elektromagnetik tidak dapat dipantulkan,” jelas pria kelahiran 1969 itu.

Mahasiswa PhD Fisika ITS ini memanfaatkan pasir besi Lumajang dan arang bambu sebagai material untuk menghasilkan teknologi anti radar. Dalam proses ini, pasir besi hasil letusan Gunung Semeru disintesis sehingga menghasilkan bubuk magnet dari pasir besi tersebut.

Sedangkan metode karbonisasi dilakukan pada arang bambu untuk menghasilkan bubuk graphene oxide (rGO) tereduksi. Staf pengajar berkacamata tersebut kemudian melakukan tes pengukuran serapan gelombang radar menggunakan alat yang disebut penganalisa jaringan vektor. Dengan pita frekuensi 8 hingga 18 gigahertz (GHz), kombinasi kedua material ini mampu menyerap gelombang radar hingga -20 desibel (dB). Angka tersebut menunjukkan kapasitas penyerapan gelombang radar mencapai lebih dari 99 persen.

Mashuri menjelaskan, indikator ini bisa berbeda jika komposisi campuran antiradar yang diaplikasikan pada alat pelindung tersebut tidak seimbang dengan catnya. Selain itu, faktor lingkungan juga penting untuk menjaga konsistensi kapasitas serapan gelombang radar.

“Jika antiradar ini dimaksudkan untuk digunakan di kapal, tentu perlu dipastikan bahwa antiradar yang digunakan memiliki sifat anti korosi,” ujarnya.

Mashuri berharap material antiradar baru buatan Indonesia ini dapat cepat diterapkan di bidang pertahanan dan keamanan negara.

Categories
Edukasi

Lulusan ITS Disebut Sangat Dicari di Dunia Kerja, Mengapa?

Jakarta – Lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) cukup diterima di dunia kerja. Padahal, penyerapan tenaga kerja lulusan ITS sangat tinggi.

Penyerapan mahasiswa ITS ke dunia kerja sebesar 89 persen, kata Direktur Eksekutif Pengembangan Bisnis dan Karir ITS Muchamd Noorif.

Nama baik perguruan tinggi negeri di Surabaya, Jawa Timur, semakin berkembang, sehingga banyak perusahaan besar yang memberikan green card kepada lulusannya.

Baca Juga: 6 Fakta Amedio Yesa, Muridnya UTBK Nilai Tertinggi yang Suka Matematika

Direktur Pertukaran Karir (BKI) ITS ke-42 ini menjelaskan, lulusan ITS adalah yang terbaik. Menurutnya, lulusan ITS memiliki loyalitas dan komitmen yang tinggi terhadap perusahaan.

“Mahasiswa ITS sangat kuat dalam persaingan bisnis,” kata Nurif seperti dikutip dari situs ITS, Selasa (12/3/2024).

Ryan Raynara, Talent Manager, PT Bank Mandiri, menambahkan lulusan ITS telah membuktikan keampuhannya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya alumni ITS yang menduduki posisi penting di Bank Mandiri.

Baca Juga: Mahasiswa Gerakan Sosial Ini Raih Beasiswa yang Diluncurkan Barack Obama

“Kalau dilihat informasi, lulusan ITS banyak yang bekerja di perbankan,” ujarnya.

Selain itu, tambah Ryan, lulusan ITS banyak diminati di dunia kerja. Mahasiswa ITS seringkali memenuhi persyaratan perusahaan. Hal ini dikarenakan mereka mudah beradaptasi dengan berbagai situasi yang ada di dunia kerja.